BAB
I
PENDAHULUAN
Pembelajaran, pada dasarnya merupakan upaya untuk
mengarahkan anak didik ke dalam proses belajar, sehingga mereka dapat
memperoleh tujuan belajar sesuai dengan apa yang diharapkan. Pembelajaran
hendaknya memperhatikan kondisi individu anak, karena merekalah yang akan
belajar. Anak didik merupakan individu yang berbeda satu sama lain, memiliki
keunikan masing-masing yang tidak sama dengan orang lain.
Active Learning merupakan salah satu aplikasi dari teori
konsep tentang manusia menurut Abraham Maslow (Humanistik), di mana
Maslow mengatakan bahwa potensi manusia tidak terbatas, Maslow juga memandang
manusia lebih optimis untuk menatap masa depan dan memiliki potensi yang akan
terus berkembang.
Active Learning mencoba membuktikan bahwa semua anak
punya potensi untuk berkembang sesuai dengan fase-fasenya. Dengan strategi ini,
potensi siswa dapat terus berkembang dengan dilihat dari tingkat kreatifitasnya
dan tentu saja dalam memecahkan masalah.
BAB II
PEMBAHASAN
ACTIVE LEARNING التعليم التفاعلى ) )
A.
PENGERTIAN PEMBELAJARAN AKTIF (ACTIVE
LEARNING)
Pembelajaran aktif (active
learning) dimaksudkan untuk mengoptimalkan penggunaan semua potensi yang
dimiliki oleh anak didik, sehingga semua anak didik dapat mencapai hasil belajar
yang memuaskan sesuai dengan karakteristik pribadi yang mereka miliki.
Pembelajaran aktif merupakan segala
bentuk pembelajaran yang memungkinkan siswa berperan secara aktif dalam proses
pembelajaran itu sendiri baik dalam bentuk interaksi sesama siswa maupun siswa
dengan pengajar dalam proses pembelajaran tersebut.[1]
Dalam pembelajaran aktif, para siswa
melakukan sebagian besar pekerjaan yang harus dilakukan. Mereka menggunakan
otak-otak mereka untuk mempelajari gagasan-gagasan, memecahkan berbagai masalah
dan menerapkan apa yang mereka pelajari. Belajar aktif merupakan langkah cepat,
menyenangkan, mendukung, dan secara pribadi menarik hati.
Dalam pembelajaran aktif, fokus
utamanya adalah menciptakan berbagai kondisi yang memungkinkan para siswa dapat
menggunakan waktu sebanyak-banyaknya untuk belajar. Pembelajaran aktif
menekankan para pengajar sebagai fasilitator atau dinamisator yang bertugas
untuk menciptakan kondisi di kelas agar kondusif untuk terjadinya proses
belajar siswa.[2]
B. KEUNTUNGAN
PEMBELAJARAN AKTIF (ACTIVE LEARNING)
1.
Interaksi yang timbul selama proses pembelajaran akan
menimbulkan positive interdependence di mana konsolidasi pengetahuan
yang dipelajari hanya dapat diperoleh secara bersama-sama melalui eksplorasi
aktif dalam belajar.
2.
Setiap individu harus terlibat aktif dalam proses
pembelajaran dan pengajar harus dapat mendapatkan penilaian untuk setiap
mahasiswa sehingga terdapat individual accountability.
3.
Proses pembelajaran aktif ini agar berjalan dengan
afektif diperlukan tingkat kerjasama yang tinggi sehingga dapat memupuk social
skill.
C.
STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF (ACTIVE
LEARNING)
1.
Jigsaw Learning (Belajar model jigsaw)
Strategi ini merupakan strategi yang
menarik untuk digunakan jika materi yang akan dipelajari dapat dibagi menjadi
beberapa bagian dan materi tersebut tidak mengharuskan urutan penyampaian.
Kelebihan strategi ini adalah dapat melibatkan seluruh siswa dalam belajar dan
sekaligus mengajarkan kepada orang lain.[3]
Teknik mengajar Jigsaw dikembangkan oleh Aronson et al.
Sebagai metode Cooperative Learning. Teknik ini bisa digunakan dalam pengajaran
membaca, menulis, mendengarkan, ataupun berbicara. Teknik ini menggabungkan
kegiatan membaca, menulis, mendengarkan dan berbicara.[4]
Langkah-langkah:
a.
Siswa dikelompokkan ke dalam 4 anggota tim.
b.
Tiap orang dalam tim diberi bagian materi yang berbeda.
c.
Tiap orang dalam tim diberi bagian materi yang
ditugaskan.
d.
Anggota dari tim yang berbeda yang telah mempelajari
bagian/sub bab yang sama bertemu dalam kelompok baru (kelompok ahli) untuk
mendiskusikan sub bab mereka.
e.
Setelah selesai diskusi sebagai tim ahli, tiap ahli
anggota kelompok kembali ke kelompok asal dan bergantian mengajar teman satu
tim mereka tentang sub bab yang mereka kuasai dan tiap anggota lainnya
mendengarkan dengan sungguh-sungguh.
f.
Tiap tim ahli mempresentasikan hasil diskusi.
g.
Guru memberi evaluasi.[5]
2.
Snow Balling (Bola Salju)
Strategi ini digunakan untuk mendapatkan jawaban yang
dihasilkan dari diskusi anak didik secara bertingkat. Dimulai dari kelompok
kecil, kemudian dilanjutkan dengan kelompok yang lebih besar sehingga pada
akhirnya akan memunculkan dua atau tiga jawaban yang telah disepakati oleh anak
didik secara berkelompok. Strategi ini akan berjalan dengan baik jika materi
yang dipelajari menuntut pemikiran yang mendalam atau yang menuntut anak didik
berpikir analisis bahkan mungkin yang sintesis. Materi – materi yang bersifat
faktual, yang jawabannya sudah ada di dalam buku teks
mungkin tidak tepat diajarkan dengan strategi ini.
Langkah
– langkah:
a.
Sampaikan topik materi yang akan diajarkan.
b.
Minta anak didik untuk menjawab secara berpasangan ( dua
orang ).
c.
Setelah anak didik yang bekerja berpasangan tadi
mendapatkan jawaban, pasangan tadi digabungkan dengan pasangan disampingnya.
Dengan ini terbentuk kelompok dengan anggota empat orang.
d.
Kelompok berempat ini mengerjakan tugas yang sama seperti
dalam kelompok dua orang. Tugas ini dapat dilakukan dengan membandingkan
jawaban kelompok dua orang dengan kelompok yang lain. Dalam langkah ini perlu
ditegaskan bahwa jawaban kedua kelompok harus disepakati oleh semua anggota
kelompok yang baru.
e.
Setelah kelompok berempat ini selesai mengerjakan tugas,
setiap kelompok digabungkan dengan satu kelompok yang lain. Dengan ini muncul
kelompok baru yang anggotanya delapan orang.
f.
Yang dikerjakan oleh kelompok baru ini sama dengan tugas
pada langkah keempat di atas.
Langkah ini dapat dilanjutkan sesuai dengan jumlah anak didik atau waktu yang
tersedia.
g.
Masing – masing kelompok diminta menyampaikan hasilnya
kepada semua anak didik di kelas.
h.
Pengajar akan membandingkan jawaban dari masing – masing
kelompok, kemudian memberikan ulasan – ulasan dan penjelasan – penjelasan
secukupnya sebagai klarifikasi dari jawaban anak didik.[6]
3.
Everyone is a Teacher Here (Semua
bisa jadi guru)
Setiap siswa dapat menjadi guru,
merupakan strategi mudah untuk mendapatkan partisipasi seluruh kelas dan
pertanggungjawaban individu. Strategi ini memberikan kesempatan bagi setiap
siswa untuk bertindak sebagai “guru” bagi siswa lain. Dengan strategi ini anak didik yang selama ini tidak mau
terlibat akan ikut serta dalam pembelajaran secara aktif.
Langkah
– langkah:
a.
Bagikan secarik kertas kepada seluruh siswa. Setiap siswa
diminta untuk menuliskan satu pertanyaan tentang materi pelajaran yang sedang
di pelajari di kelas atau topik khusus yang ingin mereka diskusikan di kelas.
b.
Kumpulkan kertas, acak kertas tersebut kemudian bagikan kepada
setiap siswa. Pastikan bahwa tidak ada siswa yang menerima soal yang ditulis
sendiri. Minta mereka untuk membaca dalam hati pertanyaan dalam kelas tersebut
kemudian memikirkan jawabannya.
c.
Minta siswa secara sukarela untuk membacakan pertanyaan
tersebut dan menjawabnya.
d.
Setelah jawaban diberikan, mintalah siswa lainnya untuk
menambahkan.
e.
Lanjutkan dengan sukarelawan berikutnya.[7]
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Pembelajaran aktif (Active learning) adalah suatu
pembelajaran yang mengajak siswa untuk belajar secara aktif, Pembelajaran aktif
menjadikan para siswa menggunakan talentanya masing-masing dalam proses
belajar.
Di antara beberapa strategi
pembelajaran aktif (Active learning) yaitu:
-
Strategi Jigsaw Learning (Belajar model jigsaw), Kelebihan strategi ini adalah dapat melibatkan seluruh
siswa dalam belajar dan sekaligus mengajarkan kepada orang lain. Siswa bekerja dengan sesama siswa dalam suasana gotong
royong dan mempunyai banyak kesempatan untuk mengolah informasi dan
meningkatkan keterampilan berkomunikasi.
-
Strategi Snow Balling (Bola Salju), Strategi ini digunakan untuk mendapatkan jawaban yang
dihasilkan dari diskusi anak didik secara bertingkat.
-
Strategi Everyone is a Teacher Here (Semua bisa jadi
guru),
Dengan strategi ini anak didik yang selama ini tidak mau terlibat akan ikut
serta dalam pembelajaran secara aktif.
DAFTAR PUSTAKA
Ø Machmudah, Umi, Abdul Wahab Rosyidi. 2008. Active Learning dalam Pembelajaran Bahasa Arab. Malang : UIN
Malang Press
Ø Sabri, Ahmad.
2005. Strategi Belajar Mengajar Micro Teaching. Jakarta :
Quantum Teaching
Ø Djamarah, Syaiful Bahri. 2010. Guru dan anak Didik dalam Interaksi Edukatif. Jakarta : Rineka
Cipta
Ø Makruf, Imam.2009. Strategi
Pembelajaran Bahasa Arab
Aktif. Semarang : Need’s Press
[1] Umi Machmudah, M.A dan Abdul Wahab Rosyidi,
M.Pd, Active Learning dalam Pembelajaran Bahasa Arab, (Malang:UIN Malang
Press), 2008. Hlm 63-64
[2]
Imam Makruf S.Ag,
M.Pd, Strategi Pembelajaran
Bahasa Arab Aktif, (Semarang:Need’s Press ), 2009. Hlm 78
[3] Drs. H. Ahmad Sabri, M.Pd, Strategi Belajar
Mengajar Micro Teaching, (Jakarta:Quantum Teaching), 2005.
Hlm135
[4] Drs. Syaiful Bahri Djamarah, M.Ag, Guru dan anak Didik dalam Interaksi
Edukatif, (Jakarta:Rineka Cipta),
2010.Hlm 388
[5] Umi Machmudah, M.A dan Abdul Wahab Rosyidi, M.Pd, Op.cit. hlm 156-157
Tidak ada komentar:
Posting Komentar