Rabu, 14 Desember 2011



BAB I
PENDAHULUAN

Pembelajaran, pada dasarnya merupakan upaya untuk mengarahkan anak didik ke dalam proses belajar, sehingga mereka dapat memperoleh tujuan belajar sesuai dengan apa yang diharapkan. Pembelajaran hendaknya memperhatikan kondisi individu anak, karena merekalah yang akan belajar. Anak didik merupakan individu yang berbeda satu sama lain, memiliki keunikan masing-masing yang tidak sama dengan orang lain.
Active Learning merupakan salah satu aplikasi dari teori konsep tentang manusia menurut Abraham Maslow (Humanistik), di mana Maslow mengatakan bahwa potensi manusia tidak terbatas, Maslow juga memandang manusia lebih optimis untuk menatap masa depan dan memiliki potensi yang akan terus berkembang.
Active Learning mencoba membuktikan bahwa semua anak punya potensi untuk berkembang sesuai dengan fase-fasenya. Dengan strategi ini, potensi siswa dapat terus berkembang dengan dilihat dari tingkat kreatifitasnya dan tentu saja dalam memecahkan masalah.



BAB II
PEMBAHASAN
ACTIVE LEARNING التعليم التفاعلى )  )

A.            PENGERTIAN PEMBELAJARAN AKTIF (ACTIVE LEARNING)
Pembelajaran aktif (active learning) dimaksudkan untuk mengoptimalkan penggunaan semua potensi yang dimiliki oleh anak didik, sehingga semua anak didik dapat mencapai hasil belajar yang memuaskan sesuai dengan karakteristik pribadi yang mereka miliki.
Pembelajaran aktif merupakan segala bentuk pembelajaran yang memungkinkan siswa berperan secara aktif dalam proses pembelajaran itu sendiri baik dalam bentuk interaksi sesama siswa maupun siswa dengan pengajar dalam proses pembelajaran tersebut.[1]
Dalam pembelajaran aktif, para siswa melakukan sebagian besar pekerjaan yang harus dilakukan. Mereka menggunakan otak-otak mereka untuk mempelajari gagasan-gagasan, memecahkan berbagai masalah dan menerapkan apa yang mereka pelajari. Belajar aktif merupakan langkah cepat, menyenangkan, mendukung, dan secara pribadi menarik hati.
Dalam pembelajaran aktif, fokus utamanya adalah menciptakan berbagai kondisi yang memungkinkan para siswa dapat menggunakan waktu sebanyak-banyaknya untuk belajar. Pembelajaran aktif menekankan para pengajar sebagai fasilitator atau dinamisator yang bertugas untuk menciptakan kondisi di kelas agar kondusif untuk terjadinya proses belajar siswa.[2]

B.       KEUNTUNGAN PEMBELAJARAN AKTIF (ACTIVE LEARNING)
1.         Interaksi yang timbul selama proses pembelajaran akan menimbulkan positive interdependence di mana konsolidasi pengetahuan yang dipelajari hanya dapat diperoleh secara bersama-sama melalui eksplorasi aktif dalam belajar.
2.         Setiap individu harus terlibat aktif dalam proses pembelajaran dan pengajar harus dapat mendapatkan penilaian untuk setiap mahasiswa sehingga terdapat individual accountability.
3.         Proses pembelajaran aktif ini agar berjalan dengan afektif diperlukan tingkat kerjasama yang tinggi sehingga dapat memupuk social skill.

C.           STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF (ACTIVE LEARNING)
1.        Jigsaw Learning (Belajar model jigsaw)
  Strategi ini merupakan strategi yang menarik untuk digunakan jika materi yang akan dipelajari dapat dibagi menjadi beberapa bagian dan materi tersebut tidak mengharuskan urutan penyampaian. Kelebihan strategi ini adalah dapat melibatkan seluruh siswa dalam belajar dan sekaligus mengajarkan kepada orang lain.[3]
Teknik mengajar Jigsaw dikembangkan oleh Aronson et al. Sebagai metode Cooperative Learning. Teknik ini bisa digunakan dalam pengajaran membaca, menulis, mendengarkan, ataupun berbicara. Teknik ini menggabungkan kegiatan membaca, menulis, mendengarkan dan berbicara.[4]
Langkah-langkah:
a.         Siswa dikelompokkan ke dalam 4 anggota tim.
b.         Tiap orang dalam tim diberi bagian materi yang berbeda.
c.         Tiap orang dalam tim diberi bagian materi yang ditugaskan.
d.        Anggota dari tim yang berbeda yang telah mempelajari bagian/sub bab yang sama bertemu dalam kelompok baru (kelompok ahli) untuk mendiskusikan sub bab mereka.
e.         Setelah selesai diskusi sebagai tim ahli, tiap ahli anggota kelompok kembali ke kelompok asal dan bergantian mengajar teman satu tim mereka tentang sub bab yang mereka kuasai dan tiap anggota lainnya mendengarkan dengan sungguh-sungguh.
f.          Tiap tim ahli mempresentasikan hasil diskusi.
g.         Guru memberi evaluasi.[5]
2.         Snow Balling (Bola Salju)
Strategi ini digunakan untuk mendapatkan jawaban yang dihasilkan dari diskusi anak didik secara bertingkat. Dimulai dari kelompok kecil, kemudian dilanjutkan dengan kelompok yang lebih besar sehingga pada akhirnya akan memunculkan dua atau tiga jawaban yang telah disepakati oleh anak didik secara berkelompok. Strategi ini akan berjalan dengan baik jika materi yang dipelajari menuntut pemikiran yang mendalam atau yang menuntut anak didik berpikir analisis bahkan mungkin yang sintesis. Materi – materi yang bersifat faktual, yang jawabannya sudah ada di dalam buku teks mungkin tidak tepat diajarkan dengan strategi ini.
Langkah – langkah:
a.         Sampaikan topik materi yang akan diajarkan.
b.         Minta anak didik untuk menjawab secara berpasangan ( dua orang ).
c.         Setelah anak didik yang bekerja berpasangan tadi mendapatkan jawaban, pasangan tadi digabungkan dengan pasangan disampingnya. Dengan ini terbentuk kelompok dengan anggota empat orang.
d.        Kelompok berempat ini mengerjakan tugas yang sama seperti dalam kelompok dua orang. Tugas ini dapat dilakukan dengan membandingkan jawaban kelompok dua orang dengan kelompok yang lain. Dalam langkah ini perlu ditegaskan bahwa jawaban kedua kelompok harus disepakati oleh semua anggota kelompok yang baru.
e.         Setelah kelompok berempat ini selesai mengerjakan tugas, setiap kelompok digabungkan dengan satu kelompok yang lain. Dengan ini muncul kelompok baru yang anggotanya delapan orang.
f.          Yang dikerjakan oleh kelompok baru ini sama dengan tugas pada langkah keempat di atas. Langkah ini dapat dilanjutkan sesuai dengan jumlah anak didik atau waktu yang tersedia.
g.         Masing – masing kelompok diminta menyampaikan hasilnya kepada semua anak didik di kelas.
h.         Pengajar akan membandingkan jawaban dari masing – masing kelompok, kemudian memberikan ulasan – ulasan dan penjelasan – penjelasan secukupnya sebagai klarifikasi dari jawaban anak didik.[6]
3.        Everyone is a Teacher Here (Semua bisa jadi guru)
Setiap siswa dapat menjadi guru, merupakan strategi mudah untuk mendapatkan partisipasi seluruh kelas dan pertanggungjawaban individu. Strategi ini memberikan kesempatan bagi setiap siswa untuk bertindak sebagai “guru” bagi siswa lain. Dengan strategi ini anak didik yang selama ini tidak mau terlibat akan ikut serta dalam pembelajaran secara aktif.
Langkah – langkah:
a.         Bagikan secarik kertas kepada seluruh siswa. Setiap siswa diminta untuk menuliskan satu pertanyaan tentang materi pelajaran yang sedang di pelajari di kelas atau topik khusus yang ingin mereka diskusikan  di kelas.
b.         Kumpulkan kertas, acak kertas tersebut kemudian bagikan kepada setiap siswa. Pastikan bahwa tidak ada siswa yang menerima soal yang ditulis sendiri. Minta mereka untuk membaca dalam hati pertanyaan dalam kelas tersebut kemudian memikirkan jawabannya.
c.         Minta siswa secara sukarela untuk membacakan pertanyaan tersebut dan menjawabnya.
d.        Setelah jawaban diberikan, mintalah siswa lainnya untuk menambahkan.
e.         Lanjutkan dengan sukarelawan berikutnya.[7]








BAB III
PENUTUP

KESIMPULAN
Pembelajaran aktif (Active learning) adalah suatu pembelajaran yang mengajak siswa untuk belajar secara aktif, Pembelajaran aktif menjadikan para siswa menggunakan talentanya masing-masing dalam proses belajar.
Di antara beberapa strategi pembelajaran aktif (Active learning) yaitu:
-          Strategi Jigsaw Learning (Belajar model jigsaw), Kelebihan strategi ini adalah dapat melibatkan seluruh siswa dalam belajar dan sekaligus mengajarkan kepada orang lain. Siswa bekerja dengan sesama siswa dalam suasana gotong royong dan mempunyai banyak kesempatan untuk mengolah informasi dan meningkatkan keterampilan berkomunikasi.
-          Strategi Snow Balling (Bola Salju), Strategi ini digunakan untuk mendapatkan jawaban yang dihasilkan dari diskusi anak didik secara bertingkat.
-          Strategi Everyone is a Teacher Here (Semua bisa jadi guru), Dengan strategi ini anak didik yang selama ini tidak mau terlibat akan ikut serta dalam pembelajaran secara aktif.




DAFTAR PUSTAKA

Ø  Machmudah, Umi, Abdul Wahab Rosyidi. 2008. Active Learning dalam Pembelajaran Bahasa Arab. Malang : UIN Malang Press
Ø  Sabri, Ahmad. 2005. Strategi Belajar Mengajar Micro Teaching. Jakarta : Quantum Teaching
Ø  Djamarah, Syaiful Bahri. 2010. Guru dan anak Didik dalam Interaksi Edukatif. Jakarta : Rineka Cipta
Ø  Makruf, Imam.2009. Strategi Pembelajaran Bahasa Arab Aktif. Semarang : Need’s Press


[1] Umi Machmudah, M.A dan Abdul Wahab Rosyidi, M.Pd, Active Learning dalam Pembelajaran Bahasa Arab, (Malang:UIN Malang Press), 2008. Hlm 63-64
[2] Imam Makruf  S.Ag, M.Pd, Strategi Pembelajaran Bahasa Arab Aktif, (Semarang:Need’s Press ), 2009. Hlm 78
[3] Drs. H. Ahmad Sabri, M.Pd, Strategi Belajar Mengajar Micro Teaching, (Jakarta:Quantum Teaching), 2005.
   Hlm135
[4] Drs. Syaiful Bahri Djamarah, M.Ag, Guru dan anak Didik dalam Interaksi Edukatif, (Jakarta:Rineka Cipta),
  2010.Hlm 388
[5] Umi Machmudah, M.A dan Abdul Wahab Rosyidi, M.Pd, Op.cit. hlm 156-157
[6] Drs. Syaiful Bahri Djamarah, M.Ag, Op.cit. hlm. 396 - 397
[7] Drs. H. Ahmad Sabri, M.Pd, Op.cit. hlm 136-137

Tidak ada komentar:

Posting Komentar